Monday, November 14, 2016

Bangkitnya Minat Baca dan Menulis Anak Bangsa Melalui Porgram Gerakan Literasi Sekolah




Rasa haru dan bangga menyeruak dalam diri, tatkala melihat geliat literasi di sekolah mulai menyebar. Mereka adalah anak-anak Indonesia yang beruntung dimana pemerintah dan segenap guru setempat peduli akan suatu gerakan literasi di sekolah. Gerakan  ini terjadi karena memang tingkat membaca di sekolah terutama di Indonesia sangatlah rendah. Hal ini diperkuat dengan survey yang dilakukan UNESCO di Indonesia dimana indeks minat baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001 dengan kata lain dalam setiap 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang minat terhadap membaca.
Miris sekali saat tahu minat baca di Indonesia masih sangat rendah. Dulu ingin sekali rasanya menularkan virus semangat membaca pada orang-orang di sekitar. Namun, apa daya saya bukan orang yang berpengaruh, bukan pula pendidik yang bisa menularkan kebiasaan tersebut. Terlebih harus menghadapi gunjingan dari beberapa pihak yang memberikan predikat “orang yang sering baca buku adalah orang kuper.”
Entah dari mana predikat tersebut berasal, yang jelas saya pun pernah merasakan predikat tersebut. dianggap aneh dan kuper. Padahal dari membacalah kita bisa menjelajah dunia dan menyelami setiap kata yang sangat penting.
Tetapi itu dulu, lain dengan sekarang. Karena Tuhan mendengar doa saya untuk dipertemukan dengan orang-orang hebat yang bergerak di bidang literasi. Kesempatan itu datang pada pertengahan tahun 2016. Berawal dari sebuah lowongan untuk menjadi admin website literasi, saya bertemu dengan para guru-guru hebat yang memang sudah lama menyelami dunia literasi. Kami bertemu dan berkumpul untuk tujuan sama mengembangkan minat baca pada anak sejak dini yang dimulai dari sekolah dasar.
Program ini akan terus berkembang karena Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sendirilah yang mendukung para penggerak literasi untuk menyebarkan benih ini.
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah
Untuk menerapakan gerakan literasi sekolah, Disdik membuat sebuah aturan dan tahapan agar program tersebut sukses dilaksanakan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

  • 1.      Membentuk Kelompok Literasi

Setiap sekolah membentuk delapan kelompok, dari masing-masing kelompok tersebut terdiri dari lima orang siswa. Di setiap kelompok tersebut didampingi oleh satu orang guru yang telah ditunjuk sekolah, bisa dari guru bahasa ataupun guru yang tertarik akan dunia literasi. Sekolah dan guru yang mengikuti gerakan literasi adalah yang memang telah terdaftar serta mengikuti kegiatan workshop yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Kelompok tersebut sengaja dibuat karena dinas membuat sebuah tantangan untuk 40 orang  siswa di seluruh sekolah Jawa Barat. Tantangan yang diberikan masuk dalam program West Java Reading Leader’s Challenge (WJLRC). Ke 40 orang siswa tersebut dipilih oleh guru penggeraknya. Dan bagi siswa yang tidak masuk dalam tantangan tersebut ikut serta dalam kegiaitan readathon gerakan membaca marathon selama 42 menit.
Setiap sekolah wajib mengadakan program ini selama sebulan sekali. Dimana para siswa dikumupulkan di lapangan terbuka membawa buku bacaan kesukaannya kemudian guru memilih satu orang siswa yang berani maju untuk mempresentasikan buku yang dibacanya.

  • 2.      Memilih dan Memilah Buku untuk Peserta Didik

Tugas memilih dan memilah ini adalah tugas guru pendamping. Perlu adanya pemilihan buku ini adalah karena peserta dididik diharuskan membaca buku non-pelajaran untuk itu agar tidak terjadi bacaan buku yang bersifat negatif, maka harus dilakukan proses pemilihan buku bacaan terlebih dahulu.

  • 3.      Mereview Buku Bacaan

Setelah siswa membaca, tahap selanjutnya adalah mereview bacaan tersebut dengan menggunakan teknik review ishikawa fishbone. Yaitu menggambar tulang ikan dan menuliskan intisari buku yang dibacanya dalam format 5 W 1H.
Selain dengan menggunakan teknik review ishikawa fishbone, peserta didik pun bisa menggunakan teknik review Y-Chart dan AIH.

  • 4.      Presentasi Bahan Bacaan

Setelah mereview siswa diharuskan untuk mempresentasikan bahan bacaan tersebut. tentunya selain dididik untuk cinta baca gerakan ini juga melatih mental serta kepercayaan diri siswa.

  • 5.      Diberikan Penghargaan

Diantara ke 40 siswa tersebut akan dipilih tiga orang siswa terbaik. Kriteria terbaik tersebut dilihat dari berapa banyak buku yang dibaca siswa tersebut dalam jangka waktu setahun. Disdik sendiri menargetkan siswa membaca buku minimal 24 buku yang dibaca. Jika ada yang lebih siswa tersebut berhak mengikuti kegiatan jambore literasi di tahun 2017. Dan siswa-siswa terbaik tersebut berhak diberikan mendali serta penghargaan yang layak atas perjuangan yang dicapainya.

Itulah informasi mengenai kegiatan gerakan literasi sekolah yang didukung oleh dinas pendidikan provinsi Jawa Barat. Kami hanya ingin generasi Indonesia di masa datang cinta akan membaca dan menulis sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang unggul dan maju.

No comments:

Post a Comment

Bandung Creative Hub: Tempat Nongkrong Anak Bandung Zaman Now!

Akhir 2017 kemarin, saya menyempatkan dir untuk mengunjungi salah satu tempat fenomenal di kota Bandung. Tempat tersebut bernama “Bandung C...