Tuesday, January 24, 2017

Behind The Scene "Antologi Empat Pintu"

Bagi saya ini namanya rezeki yang tak terduga. Tak pernah terbayang untuk bisa melahirkan antologi ke 5. Saat saya sibuk-sibuknya bekerja dan membidangi sesuatu yang baru say sudah akan menutup rapat-rapat pena yang saya gunakan untuk menulis. termasuk mengunci lembaran kertas yang pernah "dilukis". Namun, semakin saya menjauh semakin saya didekatkan dengan dunia tulis-menulis. Sampai pada akhirnya saya harus menerima kenyataan, membuak kembali pena yang telah saya tutup rapat-rapat.
Sepanjang 2016 kemarin saya memang lebih fokus untuk menulis. Dari menulis itulah segala keberkahan dan impian saya yang dulu pernah pudar satu persatu mulai kembali muncul ke permukaan. Salah satunya lewat antologi puisi yang sangat  spesial dan istimewa ini. mengapa saya katakan demikian? karena memang  banyak kejutan dalam proses pembuatannya, seperti :


1. Diantara ke empat teman saya yang terlibat dalam pembuatan antologi ini hanya satu orang yang saya kenal. Dia adalah teman satu sekolah di SMA. Dari SMA beliau memang jagonya berpuisi, kata-kata yang digunakannya sungguh selalu membuat saya kagum. Dan pada awal November 2016, tiba-tiba saja dia mengirim pesan lewat inbox mengajak saya untuk membuat antologi puisi. Dan dengan PD nya saya berkata "Iya" Padahal untuk urusan puisi saya termasuk lemah. Malah dikritik habis-habisan karena diksi yang digunakan tak "istimewa".Untuk membaur dengan teman yang lain, jujur saja seperti sudha menegnal lama. saya pun memakai sistem SKSD (sok kenal sok dekat) dan yang perlu digais bawahi saya belum pernah bertemu langsung dengan mereka. hanya lewat sosial media saja kami berinteraksi. 

2. Proses Pembuatannya hanya memakan waktu satu bulan. Ya, untuk karya ini kami hanya memerlukan waktu satu bulan. Bulan november awal kami berkenalan dan langsung membuat karya. Masing-masing membuat 20 judul. Bagi saya 20 judul seperti 200 judul karena memang belum terbiasa membuat puisi. Namun, dengan saling menyemangati, yakin, dan dibebaskan untuk berekspresi, kami bisa menyelesaikannya dalam waktu SATU BULAN dengan 21 judul puisi.

Dua hal itulah yang membuat saya merasa spesial dan istimewa dalam pengerjaannya. mengambil nama empat pintu karena memang kami berbeda, kami memliki masing-masing karakter yang berbeda, gaya penulisan kami pun berbeda. menurut saya bijak sekali dan tersanjung sekali ketika diajak untuk mengikuti antologi ini. Karena kami dibiarkan bebas berekspresi sesuai dengan yang kami bisa.

Karena buku ini ditulis oleh empat orang penyair muda. Mak kami serahkan pada pembaca lebih menyukai pintu yang mana atau karya sastra mana yang memang menarik untuk sahabat-sahabat semua nikmati. Namun, tujuan kami membuat antologi itu pun bukan untuk bersaing, melainkan bersatu ditengah perbedaan yang ada, bersinergi, dan saling melengkapi.

Terimalah persembahan karya terbaik kami dari empat penyair muda. Kami hanya berharap tulisan yang kami buat bisa abadi melebihi umur kami. Untuk Sahabat-sahabat yang berminat menikmatu bukunya bisa mampir ke akun fb AFRIZA REVIEW karena disitulah buku antologi kami bisa dipesan. Selamat menikmati!

No comments:

Post a Comment

Bandung Creative Hub: Tempat Nongkrong Anak Bandung Zaman Now!

Akhir 2017 kemarin, saya menyempatkan dir untuk mengunjungi salah satu tempat fenomenal di kota Bandung. Tempat tersebut bernama “Bandung C...