Pada tanggal 31 Desember 2015 silam, adalah hari terakhir
saya bekerja. Saya berhenti bukan karena mengundurkan diri tetapi memang
diberhentikan karena lembga yang saya tempati bekerja sedang mengubah
manajemennya. Karena hal itulah sekitar 30 orang termasuk saya harus berhenti
dari pekerjaan tersebut.
Saya tidak menyangka akan diberhentikan secepat itu
karena pada mulanya saya akan berhenti setelah kontrak saya habis sekitar bulan
April 2016. Bingung menerpa diri karena saya bingung harus beekrja apa setelah
itu. Bingung karena tabungan yang saya miliki belum terlalu cukup juga jika
harus berwirausaha.
Pada hari terakhir tersebut, seluruh karyawan dikumpulkan
terlihat raut muka sedih dan berlinang air mata dari pemimpin kami. Beliau
pribadi dengan terpaksa harus “merumahkan” kami. Namun, dari perkataanya
tersebut ada sebuah nasehat yang meyakinkan diri bahwasanya saya dan
teman-teman saya akan mendapatkan rezeki yang lebih dari sekarang. Pengganti
lebih baik yang telah disiapkan oleh Allah Swt. Penggalan nasehatnya dikutip
dari perkataan Ibnu Qayyim sebagai berikut:
“Fokuskanlah pikiranmu untuk
memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya
dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal
yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah
-dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan
rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Renungkanlah
keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari SATU JALAN, yaitu
pusar. Lalu ketika bayi itu keluar dari
perut ibunya dan terputus jalan rezeki yang sebelumnya, Allah membuka untuknya
DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah
mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat
dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.
Lalu
ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan,
Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya;
yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Dan dua minuman yang berasal dari air dan susu serta segala manfaat
dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Lalu
ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah SWT
membuka baginya. Jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah
pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja
dia kehendaki.
Perkataan Ibnu Qayyim yang disampaikan
oleh pemimpin saya kala itu, seperti menjawab akan kekhawatiran akan hari esok.
Maka, tak ada pilihan lain selain membuang rasa cemas akan sebuah rezeki yang
akan datang nanti.
Setelah mendengar nasehatnya, saya pun
manta menjalani kehidupan esok hari tentunya dengan sebuah perencanaan yang
matang untuk tahun berikutnya. Maka ada sebuah jalan yang saya anggap itu
adalah langkah pertama saya untuk mendapatkan rezeki yaitu menjadi seorang
penulis. Saya pun aktif belajar kembali lewat kelas menulis online.
Tak hanya
di situ pekerjaan yang berhubungan dengan tulisan pun saya dapatkan, sampai
akhirnya sampai akhirnya saya menemukan sebuah agency yang memerlukan seorang
penulis untuk mengisi blognya. Beberapa bulan kemudian rezeki itu datang
kembali lewat kabar dari seorang teman bahwasanya dinas pendidikan provinsi
Jabar sedang memerlukan seorang penulis untuk website literasi.
Akhirnya saya kembali ke dunia
penulisan. Mengerjakan impian yang telah lama hilang. Hanya dengan hitungan
bulan. Teman-teman saya mengenal sebagai penulis. Tetapi bukan itu sebenarnya
keinginan saya. Bukan untuk dikenal tetapi saya percaya selama kita bernafas
rezeki akan selalu hadir untuk kita apapun bentuknya asal tak pernah menyerah.
Jika hari ini ada yag mengalami hal
yang sama dengan kejadian saya terdahulu. Jangan terburu-buru untuk mengambil
keputusan atau bertindak. Tenangkan pikiran, gali potensi, ingat-ingat kembali
apa yang kita bisa, cintai dan ingin lakukan, serta lakukanlah dengan sabar dan
sungguh-sungguh. Semoga berhasil.
No comments:
Post a Comment