Lagi dan lagi terdengar dan melihat aksi mogok supir
transportasi angkutan umum di daerahku. Jika beberapa tahun sebelumnya
terdengar di ibu kota Jakarta, kali ini harus menimpa kota Bandung tercinta.
Jika dahulu yang berdemo adalah hanya tukang ojek pangkalan, kini supir
transportasi roda empat pun turut “panas” akan kehadiran taksi online yang
merebak dan mengambil penumpang mereka. Sampai-sampai ada seorang netizen yang
merekam terjadinya pengeroyokan oleh sejumlah oknum karena mobilnya disinyalir
merupakan taksi online. Panik, takut, luar biasa dirasakan oleh supir dan
penumpangnya. Mereka begitu beringas seolah “penuh dosa” dan tak ada ampun
untuk mereka.
Perkembangan transportasi di Indonesia pun sebenarnya
tergolong cepat sama seperti negeri berkembang lainnya. Jika dahulu
transportasi yang ada hanya berupa delman, sepeda, beca dan kapal laut untuk
berpergian jauh. Setelah zaman teknologi semakin maju muncul mobil dengan
bentuk sederhana, disusul transportasi umum lain seperti bus dan bemo.
Zaman semakin canggih lagi dan penduduk Indonesia semakin
bertambah banyak serta konsumtif maka bermunculanlah mobil-mobil keren buatan
dari negeri sebrang. Bentuknya pun beraneka ragam dengan fasilitas canggih
serta modern pula. Selain mobil pribadi muncul pula alat transportasi umum
lainnya untuk menghubungkan satu kota, pulau, bahkan negara seperti pesawat
terbang dan juga kereta api.
Kembali ke fenomena kendaraan transportasi umum, di
Bandung sendiri memang masih banyak transportai umum dengan berbagi macam
jenis, seperti angkutan kota dengan berbagi warna dan trayek, Bus, Taksi. Saya
pun merasakan sendiri dengan naik angkot tersebut membantu dan mempermudah saya
untuk berpergian kemanapun.
Dari zaman angkot berjaya sampai sekarang tidak lagi
berjaya saya alami dan rasakan. Teringat ketika SMP sangat kesulitan untuk naik
angkot jurusan St.hall-cimahi. Setiap pulang sekolah harus berbut dengan
teman-teman satus ekolah maupun beda sekolah. setelah lulus SMP pun saya masih
merasakan hal serupa dimana saat zaman SMA harus berebut pula angkutan kota
yang melintasi sekolah yang kebetulan berada di daerah TNI AU.
Angkot saat itu diburu siapapun, namuan tidak hari ini.
Roda kehidupan berlaku untuk mereka, tak bisa ada yang mengelak. Mereka
perlahan-lahan tersingkir oleh transportasi online dimana mereka menerapkan
sistem door to door dengan harga promo menarik. Salah satu hal yang menjadi
daya tarik pun supir transportasi online yang keren, wangi, serta ramah karena
perusahaan mengajarkan hal itu.
Selain penampilan sarana memudahkan dan dimudahkan pun
diterapkan para pengguna transportasi online. Tinggal satu klik lewat
smartphone, dalam hitungan 5-10 menit mereka sudah ada dihadapan penumpang. Tetapi
dalam perubahan selalu saja ada pro dan kontra. Ketika gojek online ada,
lihatlah! Para ojek pangkalan “marah” merasa tersisihkan dan mereka pun membuat
aturan “zona merah” untuk ojek online.
Hal serupa pun dilakukan Taksi online, ketika ada yang
kedapatan memesan taksi online mereka menyalipnya seoalh mengajak ‘perang”. Yang
biasanya menjadi korban adalah penumpang. Mereka terkadang harus rela diturnkan
di tempat yang tidak seharusnya ataupun naik di tempat yang jauh dari lokasi
adanya ojek pangkalan.
Semua kembali pada diri sendiri, mengevaluasi terhadap
perubahan dalam hidup. Dan yang harus diterapkan adalah hidup tak mungkin diam
di tempat menerima takdir begitu saja. Harus ada inovasi dan perubahan. Alangkah
baiknya para supir ojek pangkalan untuk melihat situasi perubahan zaman. Karena
saya menemukan sendiri tuka ijek kreatif yang semula berada di pangkalan sekarang
telah bergabung ikut menggunakan ojek online. Tanda mereka mau belajar, mau mengevaluasi,
dan mau berubah. Berubah kepada kehidupan yang lebih baik untuk memenuhi dan
melebihi pendapatan untuk sesuap nasi.
Mereka pun harusnya berpikir Jika pola yang dilakukan
begitu terus akan hilang dari sebuah peradaban dunia yang semakin maju dan
cianggih. Mereka kaan jauh tertinggal. Rezeki menag sudah mengatur dan rezeki
sudah tahu “majikannya” dan tugas kita berikhtiar dengan kreatif serta
inovatif.
Jika kejadian demo dan bentrokan antara ojek online vs
ojek pangkalan tersu terjadi saya dengan berani menyimpulkan Negara saya belum
siap untuk mengalami perubahan teknologi. Negara saya masih “kaku” menalami
perubahan zaman. Jika ini tersu terjadi saya bisa pastikan negara ini hanya
akan terus menjadi negara berkembang bukan negara maju. Dari apa yang terjadi
ini akhirnya saya tahu akan makna dari “belajar dari buaian sampai liang lahat”.
No comments:
Post a Comment